Museum Sulawesi Selatan ini diberi nama ‘La
Galigo’ atas saran seorang seniman, dengan pertimbangan nama ini sangat
terkenal di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. La Galigo adalah salah satu
putra Sawerigading Opunna Ware, seorang tokoh masyhur dalam mitologi Bugis,
dari perkawinannya dengan WeCudai Daeng Risompa dari Kerajaan Cina Wajo.
Setelah dewasa, La Galigo dinobatkan menjadi Pajung Lolo (Raja Muda) di
Kerajaan Luwu, pada abad ke-14.
‘La Galigo’ juga nama sebuah karya sastra
klasik dalam bentuk naskah tertulis bahasa Bugis yang terkenal dengan nama
Surek La Galigo, dengan panjang 9.000 halaman, dan La Galigo sendiri dianggap
sebagai pengarangnya (note: studi mengungkapkan kemungkinan penulisnya adalah
perempuan bangsawan), pada masa yang sezaman dengan Kerajaan Sriwijaya. Isinya
mengandung cerita-cerita, tatanan, dan tuntunan hidup orang Sulawesi Selatan
dulu, seperti sistem religi, ajaran kosmos, adat-istiadat, bentuk, dan tatanan
masyarakat/pemerintahan tradisional, pertumbuhan kerajaan, sistem
ekonomi/perdagangan, keadaan geografis, dan peristiwa penting yang pernah
terjadi. Naskah ini biasanya dibacakan secara berlagu kepada pendengarnya.
Khusus ceritera tokoh Sawerigading, tidak hanya dikenal di daerah Bugis saja,
tetapi dapat dijumpai dalam bentuk ceritera lisan di Makassar, Toraja (note:
Toraja adalah dataran tinggi, sehingga cukup mengejutkan berkembangnya epos
berlatarbelakang bahari di sini), Mandar, Massenrempulu, Selayar, Sulawesi
Tenggara, dan Tengah.
Beberapa tokoh yang pernah mengulas Surek La
Galigo antara lain Stamford Raffles, B.F.Matthes, R.A.Kern, dan A.Zainal Abidin
Farid. Hasil pengkajian ilmuwan ini, diperoleh kesimpulan berikut (Buku
Petunjuk UPTD Museum La Galigo, 2008):
- Sebagai sastra suci, menceritakan tentang cikal-bakal orang Bugis yang sakti dan dimuliakan. Oleh sebab itu naskah La Galigo mereka layani dan hormati seperti menghormat tokoh ceritera didalamnya. Dengan sikap dan pandangan demikian ini, La Galigo melaksanakan fungsi sebagai penawar keresahan menghadapi ancaman penyakit, bencana alam, dan kematian, juga sebagai pelindung ancaman kebahagiaan hidup.
- Sebagai Sastra Berguna atau Sastra Normatif, berisi petunjuk tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan; berbagai tatacara kehidupan sehari-hari, mulai dari peristiwa kelahiran, pijak tanah, perkawinan, hingga urusan kematian dan adat beraja-raja. Dengan demikian ia melaksanakan fungsi sebagai pendorong terciptanya integritas sosial dengan keluarga raja sebagai intinya, dan pendorong terciptanya stabilitas sosial, serta kelestarian pranata sosial budaya.
- Sebagai sastra indah, berisi ceritera petualangan, percintaan, dan peperangan yang memikat dan menegangkan dalam irama dan gaya bahasa yang menawan. Dengan kedudukan demikian naskah ini berfungsi sebagai alat penghibur, penggugah emosi, dan imaji pengikat, pembina kompetensi dan apresiasi sastra di kalangan masyarakat.
Dengan kedudukan dan fungsi tersebut di atas
‘Surek La Galigo’ dapat bertahan melampaui masa yang panjang dan menjadi
warisan serta kebanggaan dari generasi ke generasi.
D. Benda-Benda Bersejarah
Di dalam Rotterdam terdapat museum yang
disebut La Galigo ini memiliki koleksi sebanyak kurang lebih 4999 buah
yang terdiri dari koleksi prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah,
naskah, dan etnografi. Koleksi etnografi terdiri dari berbagai jenis hasil
teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan digunakan
oleh suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Museum juga memiliki benda-benda
yang berasal dari kerajaan-kerajaan lokal dan senjata yang pernah digunakan
pada saat revolusi kemerdekaan.
1. Koleksi Nusantara
Disalah satu ruangan museum La Galigo anda
dapat jumpai replika dari beberapa situs atau cagar budaya di Indonesia,
seperti bangunan candi , Arca, dan bentuk bentuk nisan yang banyak ditemukan
pada makam - makam kuno.
2. Koleksi Keramik
Diruangan Koleksi Keramik terdapat berbagai
jenis keramik kuno dari berbagai dinasti seperti Dinasti Sung abad 13-14
Dinasti Swaton abad 16-18, Dinasti cing abad 17-19, Dinasti Yuan terjan abad
14-16, Dinasti Annamese abad 14-16 Keramik - keramik ini berasal dari China,
Vietnam, Thailand ,Siam dan Jepang. Dan ada juga, keramik yang berisi tulisan
arab.
3. Alat-alat Tradisional Perikanan dan Kelautan
Pada bangunan lain Museum Lagaligo anda akan
menjumpai koleksi Perangkat Tradisional para pelaut dan nelayan bugis Makassar
terdapat replika Perahu Pinisi yang terkenal sampai ke manca negara berbagai
jenis peralatan nelayan untuk mengkap ikan yang umumnya masih dapat dijumpai
dalam kehidupan masyrakat pesisisr hingga saat ini.
4. Sepeda dan Bendi
Tidak hanya peralatan tradisional nelayan yang
terpanjang di ruangan ini anda pun dapat melihat bendai, Sepeda ataupun Dokar,
koleksi Perangkat pertanian Tadisional yang terdapat dalam useum lagaligo ini
adalah bukti sejarah peradaban bahwa sejak jaman dahulu bangsa indonesia
khususnya masyarakat Sulawesi Selatan telah dikenali sebagai masyarakat yang
bercocok tanam. Mereka menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama
tanaman padi sebagai bahan makanan pokok.
5. Koleksi Peralatan Menempa Besi dan Hasilnya
Jika anda ingin mengenali lebih jauh tentang
sisi lain dari kehidupan masa lampau masyarakat Sulawesi Selatan, maka anda
dapat mengkajinya melalui koleksi tradisional menempa besi, Hasil tempaan
berupa berbagai jenis senjata tajam, baik untuk penggunan sehari - hari maupun
untuk perlengkapan upacara adat.
6. Koleksi Peralatan Tenun Tradisonal dan Kain
Dari koleksi Peralatan Tenun
Tradisional ini, dapat diketahui bahwa budaya menenun di Sulawesi Selatan
diperkirakan berawal dari jaman prasejarah, yakni ditemukan berbagai jenis
benda peninggalan kebudayaan dibeberapa daerah seperti leang - leang kabupaten
maros yang diperkirakan sebagai pendukung pembuat pakaian dari kulit kayu dan
serat - serat tumbuhan-tumbuhan. Ketika pengetahuan manusia pada zaman itu
mulai Berkembang mereka menemukan cara yang lebih baik yakni alat pemintal
tenun dangan bahan baku benang kapas. Dari sinilah mulai tercipta berbagai
jenis corak kain saung dan pakaian tradisional.
7. Alat Senjata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar